PALU, TONAKODI – Integritas dan konsistensi seluruh elemen untuk menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19, pada proses pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di masa pandemi Covid-19, menjadi poin penting yang disoroti oleh sejumlah elemen masyarakat. Pilihan untuk tetap melaksanakan pilkada di masa pandemi, harus dibarengi dengan komitmen untuk menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19.  

Demikian dikatakan praktisi kesehatan mental, Putu Ardika Yana, Senin (5/10/2020). Kata dia, di satu sisi pemerintah bicara soal pencegahan Covid-19 dengan menaati dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, tapi di sisi lain, perilaku pada pelaksanaan sejumlah tahapan pilkada, dinilai tidak mencerminkan konsistensi terhadap upaya pencegahan itu. 

“Saya khawatir ini akan menimbulkan konflik di masyarakat, ketika sanksi bagi pelanggar protokol Covid-19 diberlakukan. Sanksi diberlakukan untuk masyarakat, tetapi seakan bias untuk kampanye pilkada,” ujarnya.

Menurut lulusan Program Magister Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, saat ini masyarakat sudah memiliki banyak beban sebagai dampak dari pandemi ini, seperti dampak di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Beban ini kata dia, jika berbenturan dengan situasi di mana penerapan sanksi pelanggarn penerapan protokol Covid-19 yang tidak konsisten dan berintegritas, akan menciptakan masalah baru.

“Integritas semua elemen yang terlibat dalam tahapan pilkada di masa pandemi ini menjadi poin penting yang harus dicermati, khususnya pemerintah. Operasi yustisia penerapan protokol Covid-19 misalnya, difokuskan ke masyarakat, tapi sekana bias kepada elite politik yang menjadi peserta pilkada. Ini harus jadi catatan,” ujarnya.

Putu mengajak semua pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan pesta demokrasi, ini untuk bersama komitmen dan konsisten untuk melaksanakan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

“Silahkan masing-masing pasangan calon kepala daerah berinovasi, misalnya kampanye secara daring, atau melaksanakan tes PCR/SWAB secara missal di masyarakat. Itu lebih baik daripada mengumpulkan massa hingga menyebabkan kerumunan,” ujarnya. IKRAL-JW RESPECT