PALU, TONAKODI – Korban bencana alam di Kota Palu berharap para kandidat yang ikut Pemilihan kepala daerah (Pilkada) baik calon wali kota dan wakil wali kota Palu, maupun Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) jangan hanya umbar janji.

Nerlan (35) salah satu penyintas bencana di Hunian Sementara (Huntara) Mambooro, Kecamatan Palu Selatan, mengatakan bahwa sudah merasa trauma dengan janji-janji politik yang disampaikan para kandidat di Pilkada maupun Pemilu-pemilu sebelumnya.

Mereka menganggap, para kandidat hanya obral janji kepada pengunsi saat kampanye, tapi setelah terpilih janji-janji itu tidak ditepati.

“Kami dijanji akan diperjuangkan hak-hak penyintas bencana. Terutama soal jatah hidup, soal hunian tetap maupun dana stimulant. Tapi buktinya, setelah terpilih janji itu tidak ditepati, bahkan kami penyintas makin sengsara,” kata Nerlan.

Nerlam mengatakan, ada kandidat yang dtang ke Huntara hanya saat kampanye saja, tapi sebelumnya tidak pernah datang mengunjungi.

“Kami juga tidak kenal siapa kandidat, tapi tiba-tiba datang ke Huntara menyapa penyintas dan menyampaikan janji-janjinya. Kami ini sudah sengsara karena banyak hak-hak kami yang sampai saat ini tidak diberikan pemerinta. Kami berharap pemimpin yang bisa membantu kami, bukan datang tempel stiker dan sampaikan janji-janji bohong,” ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Indri (28) penyintas di Huntara Talise yang mengaku kecewa dengan para kandidat yang ikut Pemilu sebelumnya.

“Kami sudah banyak berharap bahwa hak kami bisa diperjuangkan. Tapi eknyataannya setelah terpilih, biat data satu kali saja melihat kami dipengungsian tidak pernah. Kami bosan dengan janji-janji kandidat,” kata Indri.

Indri menuturkan bahwa, para penyintas sudah sering meminta kejelasan terkait hak-hak penyintas, namun kami seolah tidak dipedulikan.

“Kami sudah ke pemerintah menanyakan soal jadup, huntap dan bantuan lainnya. Tapi kami Cuma dilempar sana-sini. Diminta ke dinas sosial, ke BPBD, ke kecamatan, diminta urus ini dan itu. Kami sudah capek dengan kondisi ini,” ujarnya.

Para kandidat kata dia, datang ke huntara hanya karena ada kepentingan. Datang mengatasnamakan kandidat calon kepala daerah, bagi-bagi baju dan stiker, sampaikan janji mereka bila terpilih, setelah itu tidak ada lagi tindak lanjut.

Menurutnya, penyintas bencana yang masih tinggal di Huntara berharap poemimpin yang betul-betul bekerja, bukan hanya umbar janji kampanye.ELNI-JW RESPECT