JAKARTA, TONAKODI.ID – Emiten tambang milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terus fokus menambah produksi dengan mengoperasikan pabrik emas kedua yang berada di Palu.

Direktur Bumi Minerals Herwin Hidayat mengatakan, melalui anak usaha BRMS, yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) telah menyelesaikan pembangunan pabrik emas keduanya di Palu, Sulawesi pada Oktober dan telah beroperasi pada November 2022.

“Akan ada peningkatan produksi emas yang lebih dari awalnya hanya 500 ton,” ujar Herwin dalam public expose BRMS secara virtual, pada Kamis, (10/11/2022).

Adapun untuk kapasitas bijih yang dapat diproses oleh pabrik baru BRMS berkapasitas 4.000 ton bijih per hari, akan mulai memproses sekitar 200 ton sampai dengan 500 ton bijih per hari di kuartal IV-2022.

Sementara itu untuk kedepannya volume bijih yang diproses akan meningkat di kisaran 1.000 ton sampai dengan 2.000 ton bijih per hari di kuartal I-2023. Lalu untuk proses maksimal di angka 4.000 ton bijih per hari pada April 2023 dan seterusnya.

BRMS juga memasang asumsi utilisasi di angka 80% dari total kapasitas 4.000 ton per hari. Angka ini memperhitungkan sejumlah aspek seperti maintenance hingga pergantian spare part selama pengoperasian.

Serta manajemen juga memperhitungkan mining recovery rate. Bijih yang sudah ditambang diasumsikan memiliki recovery rate di rentang 80% sampai 85%.

Sebelumnya, BRMS berhasil meningkatkan produksi emasnya sepanjang periode Sembilan bulan pertama 2022. Melalui PT Citra Palu Minerals peningkatan produksi emas sebesar 26% menjadi 124 kg dari sebelumnya 98 kg pada periode yang pada 2021.

Sebagai gambaran, saat ini, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tersebut sudah mengoperasikan pabrik pengolahan bijih emas berkapasitas 500 ton bijih per hari sejak kuartal pertama 2020.

BRMS berhasil meningkatkan produksi emasnya sepanjang periode Sembilan bulan pertama 2022. BRMS melalui PT Citra Palu Minerals berhasil meningkatkan produksi emasnya sebesar 26% menjadi 124 kg dari sebelumnya 98 kg pada periode yang sama tahun 2021.

Kenaikan produksi emas BRMS dibarengi dengan  kenaikan realisasi harga jual emas. Per kuartal ketiga 2022, BRMS merealisasikan harga jual emas sebesar US$ 1.804.93 per ons troi, naik dari realisasi harga jual di periode yang sama tahun 2021 di angka US$ 1,731 per ons troi.

Sebagai dampak positifnya, pendapatan BRMS dari penjualan emas meningkat sebesar 28%, dari US$ 5,6 juta menjadi US$ 7,2 juta,

Secara total, BRMS membukukan pendapatan senilai US$ 8,32 juta per akhir September 2022. Angka ini naik tipis 1,03% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 8,25 juta

Dari sisi bottom line, BRMS membukukan laba bersih senilai US$ 6,47 juta, naik 5,80% dari laba bersih di periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 6,11 juta.

Sebelumnya Direktur Utama sekaligus CEO BRMS, Agus Projosasmito mengatakan bahwa hampir seluruh perlengkapan utama itu difabrikasi di luar negeri dan di Indonesia. 

Agus berharap pabrik emas kedua di Palu tersebut dapat mulai beroperasi di tahun ini. Kenaikan produksi emas dari pabrik baru tersebut akan berdampak positif terhadap pendapatan dan laba bersih perseroan sepanjang 2022.

Sebelumnya, perseroan mengumumkan bahwa anak usahanya yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) sukses mencatatkan hasil positif dari aktivitas pengeboran di proyek tambang emas di Poboya, Palu. 

CPM berhasil menemukan tambahan cadangan bijih emas sebesar 4,6 juta ton dengan kadar 1,19 g/t Au dari lokasi penambangan terbuka di River Reef dan Hill Reef yang merupakan bagian dari Blok Poboya (Blok-1).

Di lantai Bursa, saham BRMS melonjak 6,80% ke level harga Rp 220 per lembar pada penutupan perdagangan di bulan April 2022. Dalam sehari, saham BRMS bergerak pada rentang harga Rp198 – Rp 220 per lembar.KTN /TRN