PALU, TONAKODI – Debat publik putaran pertama Pilkada kabupaten Banggai Laut (Balut) hanya diikuti oleh tiga paslon yaitu nomor urut 1, Muh. Singih B. MUS, S.Ars – Moh. Tanjung S. DG. Pawara. Paslon nomor urut 2, Sofyan Kaepa, S.H. – Ablit, S.H. Paslon nomor urut 4, Sidin Piadjo A.P., A.Ma., A.Md – Drs. Kifli S. Supu
Sementara paslon nomor urut 3, Rusli Banun, S.Si., Apt., M.M – Raris Abdullah S.H tidak mengikuti debat.
Ketua KPU Balut, Syahrudin M. Titis, menanggapi penolakan debat dari salah satu Paslon dalam Pilkada Balut dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut disebabkan oleh benturan jadwal kampanye di Pulau Bokan.
Menurut Syahrudin, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan tim Paslon dan telah ada kesepakatan bersama bahwa debat akan dilaksanakan di Palu. Proses persetujuan ini tercatat dalam berita acara yang telah melalui dua kali rapat dan ditandatangani oleh tim Paslon.
Syahrudin menjelaskan bahwa dalam petunjuk teknis (Juknis) dan PKPU 13 terkait kampanye, tidak ada ketentuan yang mengatur sanksi spesifik bagi Paslon yang menolak debat.
Meskipun demikian, KPU tetap akan mengumumkan penolakan tersebut kepada media dan masyarakat, baik melalui laman resmi KPU maupun saluran komunikasi lainnya.
“Jadi, meskipun tidak ada sanksi yang mengikat, kami akan menginformasikan kepada publik bahwa Paslon tersebut memilih untuk tidak mengikuti debat,” ujarnya.
Mengenai debat yang sudah dilaksanakan, Syahrudin memberikan apresiasi tinggi terhadap ketiga Paslon yang hadir, yaitu Paslon nomor satu, dua, dan empat.
Ia menyebutkan bahwa mereka adalah putra-putra terbaik Bangka Laut yang kompeten dalam menyampaikan visi dan misi mereka.
“Luar biasa, gagasan mereka sangat jelas dan terstruktur. Mereka paham dengan kondisi wilayah, demografi, serta data-data penting yang dibutuhkan dalam pembangunan daerah,” tambahnya.
Syahrudin berharap, masyarakat akan menilai kinerja dan gagasan para Paslon dalam debat tersebut sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan pada pemilihan yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang.
“Kami kembalikan kepada masyarakat, apakah visi misi dan gagasan yang disampaikan menjadi tolak ukur dalam memilih pemimpin Bangka Laut ke depan,” pungkasnya.MS