Danau Poso, yang terletak di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), adalah salah satu danau terbesar di Indonesia yang menawarkan potensi alam yang luar biasa. Dengan luas sekitar 32.000 hektar, danau ini tidak hanya menjadi magnet bagi para pelancong dan peneliti alam yang tertarik pada keindahan alamnya, tetapi airnya yang jernih dan lingkungan sekitar yang asri menciptakan potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT).
Oleh : Kartini Nainggolan/tonakodi.id
PT. Poso Energy, dengan tekad dan visi berkelanjutan, telah menciptakan sebuah solusi energi hijau yang inovatif melalui pemanfaatan sumber daya alam luar biasa dari danau Poso. Perusahaan ini mengambil langkah berani dengan membangun pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi sehari-hari, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
PLTA Poso menjadi perwujudan nyata dari visi PT Poso Energy. Dengan kapasitas 515 Megawatt (MW), proyek ini menggabungkan teknologi canggih dalam bentuk turbin air yang efisien untuk mengkonversikan potensi hidro energi menjadi listrik bersih. Pendekatan ini bukan hanya menciptakan energi hijau, tetapi meminimalkan dampak lingkungan.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang tengah berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan, menghadirkan kisah sukses melalui PT Poso Energy yang tergabung dalam Kalla Bukaka Hydropower. Manager Bisnis PT Poso Energi, Dr. Eng Ismet Rahmad Kartono, memaparkan perjalanan dan komitmen perusahaan dalam merancang dan mengelola proyek-proyek energi bersih di Tanah Air.
Ismet mengungkapkan bahwa PT Poso Energy telah sukses menjalankan beberapa proyek energi bersih di Indonesia. Terlibat dalam Kalla Bukaka Hydropower, perusahaan ini terus berupaya menghadirkan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Presiden RI, telah menetapkan target untuk meningkatkan penggunaan energi bersih. Dengan berbagai proyek yang telah dijalankan, PT Poso Energy aktif berkontribusi untuk mencapai target ini.
Danau Poso, di Sulteng, menjadi berkah bagi PT Poso Energy. Dengan ketinggian 510 meter di atas permukaan laut, Danau Poso menjadi sumber daya potensial untuk energi bersih. PLTA Poso, telah memiliki Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero) berkapasitas 515 MW yang menjadikannya pembangkit EBT terbesar di wilayah Indonesia Timur. Dengan skema Build-Operate-Transfer (BOT), PLTA Poso akan dimiliki oleh PLN setelah 30 tahun. Ini menandakan komitmen jangka panjang PT Poso Energy dalam mendukung ketahanan energi Indonesia.
EBT berkapasitas 515 MW kini siap melayani beban puncak untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan wilayah Sulawesi Tenggara.
Dengan potensi Danau Poso yang masih dapat dikembangkan hingga mencapai 900 MW lebih, PT Poso Energy terus berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam penyediaan energi bersih. Proyek PLTA Poso yang telah berjalan sejak 2005, menunjukkan bahwa keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dapat menciptakan dampak positif dalam jangka panjang.
Ismet juga menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi oleh proyek-proyek energi bersih di Indonesia. Meskipun begitu, dia menegaskan bahwa energi bersih adalah kunci untuk membangun masa depan yang hijau dan berkelanjutan.
Dengan fokus pada energi bersih dan berkelanjutan, PT Poso Energy melalui proyek PLTA Poso tidak hanya menciptakan sumber daya energi yang ramah lingkungan tetapi juga menjadi model inspiratif bagi perusahaan energi lainnya di Indonesia. Dengan potensi energi bersih yang tak terbatas, Danau Poso dan PLTA Poso menjadi simbol perubahan positif menuju era energi bersih Indonesia.

Komitmen dalam Konservasi dan Menjaga Air Danau Poso
PLTA Poso, yang bahan bakarnya adalah air, menjadi sebuah proyek yang tidak hanya menawarkan solusi energi bersih tetapi juga menghadapi tantangan serius dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan kualitas air Danau Poso. Ismet menceritakan bahwa, sejak awal konstruksi, PT Poso Energy mendapat peringatan dari para pencinta lingkungan, yang merasa bahwa pembangunan proyek ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Menurutnya, proses konstruksi PLTA Poso tidak terhindar dari perubahan alam yang harus dilakukan untuk menghasilkan energi bersih. Meskipun mendapatkan kritik, PT Poso Energy sadar bahwa dalam pembangunan proyek energi bersih, perubahan alam menjadi bagian tak terpisahkan dari proses tersebut. Namun, setelah konstruksi selesai, fokus perusahaan beralih untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan sekitar Danau Poso.
PT Poso Energy lanjut Ismet, menjadi garda terdepan dalam menjaga pasokan air di Danau Poso. Dengan menyadari bahwa kedalaman dan daya tampung danau sangat penting untuk keberlanjutan PLTA Poso, perusahaan ini telah mengambil berbagai tindakan konservasi. Salah satu langkah konkret adalah penanaman pohon di sekitar danau, bertujuan untuk mempertahankan kedalaman debit air dan mencegah tanah longsor akibat pembabatan lahan.
Terkadang, tantangan lingkungan bukanlah hasil dari tindakan manusia, tetapi kondisi alam seperti El Nino. PT Poso Energy memahami pentingnya mempertahankan kedalaman dan daya tampung Danau Poso di tengah kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Upaya pemantauan dan penanganan awal dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas air tetap optimal.
PT Poso Energy terlibat aktif dalam program reboisasi dan pemantauan hutan di sekitar Danau Poso. Melalui kerja sama dengan masyarakat lokal, penanaman pohon menjadi salah satu langkah nyata untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem dan menjaga kualitas air. Perusahaan ini menyadari bahwa konservasi lingkungan adalah bagian integral dari menjaga keberlanjutan proyek energi bersih.
PT Poso Energy juga aktif melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi. Lomba memungut sampah menjadi salah satu inisiatif yang berhasil dilaksanakan. Meskipun tidak seramai di kota-kota besar, lingkungan Danau Poso harus tetap terjaga.
Menjaga kualitas dan kuantitas air kata Ismet, tidak hanya menjadi kewajiban bagi PT Poso Energy, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral sebagai pengelola sumber daya alam. Seiring dengan pertumbuhan proyek PLTA Poso, PT Poso Energy terus berinovasi dan beradaptasi untuk memastikan bahwa masa depan energi bersih Indonesia tidak hanya ditopang oleh sumber energi yang ramah lingkungan, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan dan kualitas air. Program-program lingkungan ini menjadi langkah konkret menuju masa depan
Irma Suryani, Manajer CSR PT Poso Energy, pada acara bincang akhir tahun yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng bekerja sama dengan PT Poso Energi pada Kamis (15/12/2022) lalu menyampaikan bahwa, PT Poso Energy secara aktif terlibat dalam upaya pemberdayaan kelompok masyarakat, khususnya dalam perlindungan lingkungan dan pengelolaan wilayah sekitar Danau Poso.
Upaya ini mencakup penanaman pohon dengan luas mencapai 475 hektar, melibatkan partisipasi dari 5 kecamatan dan 40 desa. Sebanyak 112.000 bibit pohon telah ditanam sebagai bagian dari inisiatif pelestarian lingkungan.
“Kami juga melakukan kegiatan penyuluhan, pendampingan penanaman, dan pemeliharaan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan,” kata dia.
Dengan pendekatan holistik ini, PT Poso Energy tidak hanya berfungsi sebagai penyedia energi bersih melalui PLTA Poso, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal dan menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar Danau Poso.
PT. Poso Energy melakukan berbagai upaya untuk menjamin ketersediaan air secara berkelanjutan, selain pengerukan sedimen, yaitu dengan rehabilitasi lahan kritis pada sub DAS Poso sejak 2014.
Sampai dengan tahun 2020, luas lahan kritis yang telah ditanami yaitu 424,911 hektar dari total lahan kritis di daerah tangkapan air (catchment area) Danau Poso yaitu 506,51 hektar dan 4.767,59 hektar lahan kritis. Rehabilitasi lahan dilakukan dengan penanaman yang berkolaborasi dengan masyarakat di sekitar lokasi lahan kritis.
Humas PT Poso Energy, M Syafri menjelaskan bahwa Poso Energy berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya pelestarian lingkungan serta menjaga ketersediaan air, khususnya pada dua bangunan air PLTA Poso 515 MW, yaitu Regulating DAM dan Weir. Kedua bangunan ini telah dilengkapi dengan fasilitas jalur migrasi ikan (fishway) dari danau ke muara atau sebaliknya. Uji efektivitas fishway telah dikaji oleh BRIN (LIPI) bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Poso dan Fakultas Perikanan Universitas Tadulako Palu.

Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Poso Energy (PE) kembali melakukan Restocking (melepasliarkan) belasan ekor ikan sidat jenis Anguilla Marmorata di sungai Poso, Sabtu (27/2/2021).DOK POSO NEWS
Selain fasilitas fishway di bangunan air PLTA Poso, pelestarian ikan sidat juga dilakukan melalui program restocking sejak tahun 2012 dengan tonase mencapai 1.045 kg, baik di muara Sungai Poso maupun di danau. Program restocking ini akan terus berlanjut. Selain itu, Meto, Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC), dan komunitas bengkel sidat di Poso juga turut serta dalam kegiatan ini dengan melakukan tagging ikan pada beberapa titik di hulu sungai maupun di hilir sungai.
Pelestarian lingkungan juga menjadi fokus dengan kegiatan rehabilitasi DAS Poso, terutama pada lahan-lahan kritis berdasarkan peta lahan kritis dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu-Poso.
PT Poso Energy melibatkan masyarakat di sekitar danau serta sekitar tangkapan air Sungai Poso dalam kegiatan rehabilitasi DAS Poso. Perusahaan menawarkan pendekatan kolaboratif dengan kelompok masyarakat pemilik lahan yang teridentifikasi sebagai kritis, sesuai dengan peta lahan kritis dari BPDASHL Palu-Poso.
Penawaran kolaborasi mencakup identifikasi lahan, pemilihan jenis komoditas tanaman, pembentukan kelompok tani, penyuluhan, pembagian bibit, pendampingan (penanaman dan pemeliharaan), pelatihan pembuatan pupuk organik, dan aplikasinya.
Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada area sekeliling Danau Poso, tetapi juga melibatkan daerah tangkapan air Sungai Poso. Jenis tanaman yang ditanam bervariasi sesuai dengan komoditas unggulan di masing-masing daerah, dan perusahaan juga menambahkan jenis tanaman keras atau tanaman kayu berdasarkan usulan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan pelestarian lingkungan.***